Thursday 28 December 2017

Menambah Lagu Baru dari Youtube untuk Playlist Lama di Blog

Kembali lagi di blog ini, kali ini EE bakal memberi tahu cara menambah lagu baru dari Youtube untuk playlist lama di blog. Ingat, playlist lama ya, jadi kalo belum punya harus buat dulu. Untuk membuat playlist kalian bisa buat di wikplayer.

Sekarang, bagaimana cara menambah lagu dari Youtube ke playlist lama kalian? Caranya sama seperti membuat playlist baru tapi ada sedikit trik.

  • Setelah selesai membuat playlist baru, jangan mengcopas skrip langsung terlebih dahulu ke blog kalian (sebenarnya tidak masalah kalo sudah tercopas). Oh ya, sebelum kalian edit skrip tadi, pastikan kalian telah membuka blogger lalu pergi ke TEMA dan pilih EDIT HTML serta ingat dimana kalian menempatkan skrip playlist lama kalian (biasanya setelah <body atau <body>).
  • Copas dulu ke notepad agar tidak bingung lalu blok bagian ini: (Contoh)
{'title':'Robbery%20Bob-Bob%27s%20Cold%20Rap','url':'https%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3D_OTJlSCS_o0'}
  • Bagian yang digaris bawah adalah bagian yang harus kalian edit. Perlu sedikit ketelitian agar bisa berhasil. Berikut ini adalah hasil editan skrip diatas untuk blog:
{&apos;title&apos;:&apos;Robbery%20Bob-
Bob%27s%20Cold%20Rap&apos;,&apos;url&apos;:&apos;https%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3D_OTJlSCS_o0&apos;}
  • Terakhir, jika kalian ingin menambah lagi cukup lakukan dengan cara yang sama tapi setelah kurung kurawal beri tanda koma serta jangan lupa untuk edit link nya dengan benar.
Bagaimana? Cukup mudah bukan? Kalo sudah ditunggu hasilnya. Terima kasih.

Friday 15 December 2017

Elektronika Dasar I: Rangkaian Setara Thevenin (Hard)

Masih tentang Rangkaian Setara Thevenin tapi kali ini tingkat kesulitannya tinggi dimana kalian akan kesulitan jika masih menggunakan loop rangkaian, tapi jangan khawatir, sekarang sudah ada cara yang mudah untuk menyelesaikannya.

Mari simak gambar rangkaian berikut:


Bisakah kalian menyelesaikannya dengan loop dalam waktu yang singkat?

Untuk mencari Hambatan Thevenin, selalu anggap dibagian kanan sebagai acuan yang artinya kita mulai dari R7. Tahapan menganalisis Hambatan Thevenin adalah:

  1. Mulai dari R7. R7 bercabang menjadi R5 dan R6
  2. R5 bercabang menjadi R4 dan R3
  3. R3 bercabang menjadi R1 dan R2
Sehingga Hambatan Thevenin yang didapat adalah:

  1. R1 paralel dengan R2 lalu hasilnya tambah R3
  2. Hasil pada nomor 1 diparalelkan dengan R4 lalu ditambah R5
  3. Hasil pada nomor 2 diparalelkan dengan R6 lalu ditambah R7
Sudah dapat hasilnya? Jika hasilnya 15kOhm maka kalian benar. Lalu untuk Tegangan Thevenin? Cari tegangan di R2 dan R4 terlebih dahulu.

Untuk cari tegangan di R2, anggap bagian sebelah kanan setelah R2 adalah suatu beban yang artinya diputus terlebih dahulu, jadi untuk mencari tegangan di R2:

VR2=R2/(R1+R2)*B1==10k/(10k+10k)*12V=6V

Setelah itu lakukan langkah 1 Hambatan Thevenin lalu cari tegangan di R4, yaitu:

VR4=R4/(R4+R3+(R1(P)R2))*VR2=20k/(20k+10k+10k)*6V=3V

Terakhir, lakukan langkah 2 Hambatan Thevenin lalu cari VR6 atau tegangan di R6 dan misalkan sebagai RP1,vmaka tegangan di R6 adalah:

VR6=R6/(RP1+R6)*VR4=20k/(20k+10k+10k)*3V=1.5V

Silakan cek sendiri dengan Proteus 8.0 apakah benar atau salah.
Rangkaian Setara Thevenin yang didapat dapat dilihat pada gambar berikut:


Cukup mudah bukan? Berikutnya akan mengenai Rangkaian Setara Norton dengan rangkaian yang sama seperti pada gambar diatas, tapi jangan takut karena antara Rangkaian Setara Thevenin dan Rangkaian Setara Norton, perhitungannya mirip.

Demikian akhir dari Rangkaian Setara Thevenin. Terima kasih telah membaca blog ini. Kemungkinan akan ada perubahan apabila ada kesalahan jadi stay tuned.


Elektronika Dasar I: Rangkaian Setara Thevenin (Medium)

Apakah kalian sudah membaca terlebih dahulu Thevenin versi mudahnya? Jika sudah, sekarang kita akan analisis Rangkaian Thevenin untuk rangkaian seperti pada gambar dibawah:


Apakah cara mencari VTH dan RTH sama persis? Mari simak pembahasan dibawah.

Voltmeter pada gambar terlihat tersambung padahal sebenarnya terputus, kalaupun kalian menjalankannya di Proteus 8.0 maka V pada voltmeter=0V artinya OL atau Open Load, hanya saja penyambungan ini dimaksudkan untuk dijadikan acuan.

Lantas bagaimana menentukan VTH? Untuk menentukan VTH, maka Voltmeter (bisa diganti dengan resistor beban atau RL) diputus terlebih dahulu. Artinya tidak ada arus yang melewati R3 sehingga R3 tidak perlu dipakai.

Ternyata tegangan pada R3= tegangan pada R2, sementara tegangan pada R2 dapat dicari dengan pembagi tegangan biasa, yaitu:

VTH=R2/(R1+R2)*B1

Sehingga

VTH=10k/(10k+10k)*6V=3V

Berikutnya, cari RTH. Untuk melakukannya, maka baterai tadi dianggap korslet atau terhubung singkat sehingga RTH adalah:

RTH=(R1(P)R2)+R3
dimana (P) menandakan 'Diparalelkan Dengan'.

Jadi

RTH=(10k(P)10k)+10k=15k

Untuk Rangkaian Setara Thevenin, silakan lihat pola rangkaiannya pada link diatas dengan hasil pada bahasan diatas.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Thevenin dengan tingkat kesulitan menengah. Untuk tingkat kesulitan tinggi akan dibahas pada entri berikutnya. Terima kasih telah membaca blog ini.



Thursday 14 December 2017

Elektronika Dasar I: Rangkaian Setara Thevenin (Easy)

Setelah membaca pendahuluan, sekarang kita akan masuk ke materi pertama yaitu Rangkaian Setara Thevenin. Disini pembaca dianggap sudah menguasai perhitungan sederhana seperti menghitung tegangan, arus, daya, dan energi.

Rangkaian Setara Thevenin adalah rangkaian yang dirancang untuh menyederhanakan rangkaian yang rumit dimana hanya ada satu Tegangan Thevenin atau VTH dan satu Hambatan Thevenin atau RTH yang dirangkai secara seri dengan sumber. Lantas seperti apa Rangkaian Setara Thevenin tersebut? Simak dulu contoh rangkaian dibawah ini:


Selalu pada rangkaian, tegangan yang dijadikan tegangan sumber adalah tegangan pada hambatan yang terdekat dengan rangkaian berikutnya (anggap selalu ada), jadi pada gambar diatas yang merupakan Tegangan Thevenin adalah tegangan pada R2 yang kebetulan dalam hal ini adalah RTH. Untuk mencari tegangan pada R2 bisa dilakukan dengan mencari arus yang mengalir, yaitu:

I=B1/(R1+R2)

Lalu

VR2=I*R2

Atau dengan pembagi tegangan:

VR2=R2/(R1+R2)*B1

Pasti hasilnya sama saja. Untuk rangkaian diatas, VR2=VTH=6V. Jadi Rangkaian Setara Thevenin untuk rangkaian diatas adalah:


Demikian penjelasan Rangkaian Setara Thevenin versi mudah. Untuk berikutnya masih Thevenin tapi sedikit diperumit. Terima kasih sudah membaca blog ini.




Elektronika Dasar I: Pendahuluan

Halo semuanya, kembali lagi di Welcome to My Blog, kali ini kita akan sedikit membahas tentang rangkaian elektronika. Oke dapat dikatakan ini jaman dulu sehingga tidak perlu dipelajari, tapi kenyataannya perhitungan mengenai elektronika akan selalu dipelajari apalagi bagi pembaca yang tertarik untuk masuk instrumentasi. 

Oh ya, bersyukurlah jika kalian memang tertarik di dunia instrumentasi, tak peduli kalian sudah bisa atau belum. Sudah bisa ya syukur, bisa dikembangkan lebih jauh, sedangkan kalau belum jangan kecil hati, asal mau berusaha dan terus bersabar lama-lama juga bisa, dan terakhir, kalian akan selalu dicari banyak perusahaan terutama yang membutuhkan rangkaian jadi ga usah takut rejeki ga datang. Memang harus diakui Fisika Instrumentasi memang berat terutama bagi beberapa orang yang terbiasa menggunakan otaknya dibandingkan tangannya, tapi seperti yang sudah dikatakan diatas, jangan kecil hati kalau belum bisa.

Untuk kalian yang terbiasa membongkar alat dan memperbaikinya bahkan hingga berhasil, itu sudah bagus untuk dijadikan modal, apalagi jika kalian memang ingin masuk instrumentasi. Sebenarnya terbiasa menganalisa hitungan sudah bagus, tapi akan lebih baik lagi jika sudah terampil 'oprek' rangkaian karena hitungan sebenarnya adalah pemodelan.

Terlihat sederhana tapi isinya rumit, seperti pada pepatah: Jangan lihat luarnya saja tapi harus juga lihat dalamnya. Mungkin alatnya terlihat simpel tapi coba perhatikan isinya serta silakan hitung sendiri berapa komponen yang dibutuhkan seperti resistor, kapasitor, induktor, IC, mikrokontroler, dan komponen lain didalamnya.

Selain keterampilan dan perhitungan, dibutuhkan pula kepahaman untuk mengetahui kode yang tertera pada komponen. Contohnya resistor yang punya besar serta toleransi yang beda. Darimana? Dari warna gelang yang tertera pada resistor. Oh ya, jangan lupa juga untuk menanyakan berapa daya maksimum yang bisa ditanggung, masih mending kalo daya maksimum resistor lebih besar dari daya resistor hasil hitungan, daripada kalau lebih kecil, bisa hangus. Kemudian IC, IC pun beragam jenis, sehingga kalian juga harus paham IC mana yang patut dipakai dalam rangkaian yang kalian buat.  Apalagi? Transistor. Transistor punya banyak jenis, tapi yang paling sering diketahui adalah jenis NPN dan PNP, serta komponen lainnya yang dibedakan dengan kode maupun tanda warna. Lantas apa yang bisa digunakan untuk paham suatu komponen? Jaman sekarang sudah ada internet jadi kalian bisa cari datasheet komponen tersebut.

Oke demikian pendahuluan mengenai mengapa perlu belajar elektronika meski masih mendasar. Entri berikutnya akan mengenai Thevenin-Norton. Terima kasih.

Wednesday 13 December 2017

Pesawat Lengkung vs Pesawat Sudut

Suka membuat pesawat kertas? Bisakah kalian membuat pesawat lengkung? Atau hanya bisa membuat pesawat bersudut? Bisa keduanya bagus, bisa hanya salah satu juga bagus.

Sebenarnya dari judul diatas apa yang mau ditampilkan? Oke, pernahkah kalian melihat struktur eksterior pesawat terbang untuk penumpang dan eksterior pesawat 'siluman'? Jika ya, coba perhatikan.

Struktur luar pesawat terbang untuk penumpang ternyata hampir tidak ada yang bersudut alias hampir semuanya melengkung, sedangkan pesawat 'siluman' bentuknya aneh dan sebagian besar bersudut. Apa pengaruhnya?

Untuk pesawat penumpang, struktur luar yang sebagian besar berupa lengkungan dimaksudkan agar RCS atau Radar Cross Section besar yang artinya kemampuan terdeteksinya target oleh radar. Wah kalau kecil ya wassalam aja seperti pesawat yang hilang kontak. Sedangkan untuk pesawat 'siluman' bentuknya aneh dan sebagian besar bersudut untuk beberapa jenis. Maksudnya agar RCS yang didapat kecil. Kalau begitu apa yang mempengaruhi RCS?

Selain dari struktur luar, cat yang menyelubungi bodi juga berpengaruh. Oleh karena itu, ada cat khusus untuk pesawat 'siluman' yang warnanya tidak biasa. Karena kebanyakan menyerang pada malam hari makanya catnya hitam tidak biasa.

RCS akan kecil jika sebagian besar strukturnya bersudut, bahan struktur luarnya menyerap gelombang dari radar atau memantulkan ke arah lain seperti ke tanah, atau catnya menyerap gelombang radar tersebut, sedangkan RCS akan besar seperti pada pesawat terbang berpenumpang.

Jadi salah satu penggunaan persamaan yang berkaitan dengan gelombang adalah permukaan pesawat berpenumpang dan permukaan pesawat 'siluman'. Lantas apalagi contoh penggunaan persamaan gelombang? Simak pada entri berikutnya!

Thursday 7 December 2017

Beda Jenis Kendaraan, Beda Pula Jenis Suspensi yang Diusung

Setiap kendaraan pasti punya sistem suspensi yang berfungsi untuk meredam kejutan maupun getaran yang masuk ke kabin akibat melewati permukaan jalan yang tidak rata. Hanya saja, jenis suspensi yang digunakan berbeda-beda, ada per keong, per daun, dan suspensi udara (kalau yang sudah terpasang umumnya pada kendaraan mewah atau kendaraan besar sedangkan yang dijual terpisah untuk keperluan modifikasi). Lantas yang jadi pertanyaannya adalah kenapa suspensi yang dipakai berbeda-beda?

Siapa yang belajar gelombang? Apakah gelombang hanya gelombang bunyi? Tentu tidak, tapi sebelumnya kita wajib tahu apa itu gelombang. Gelombang adalah getaran yang merambat, jadi getaran akibat melewati jalan yang tidak rata juga disebut gelombang.

Kembali ke jenis suspensi. Kalau kalian melihat kendaraan dengan per keong seperti pada mobil pribadi, per daun pada mobil jenis van atau bus (chassis MB OH 1526 misalkan) atau truk (contohnya pada truk tanah), dan suspensi udara pada kendaraan pribadi yang mewah seperti pada Rolls-Royce atau chassis bus yang orinya sudah bersuspensi udara seperti Hino RM380 dan MB OC500RF 1836, mungkin kalian akan menganggap biasa saja, padahal ada alasan dibaliknya yang salah satunya bisa dibuktikan dengan perhitungan dan nalar.

Pernah dengar istilah OMEGA atau frekuensi anguler? Hal inilah yang akan menentukan jenis suspensi yang harus diusung, tapi untuk kali ini, yang menjadi utamanya adalah per keong vs per daun karena suspensi udara sendiri punya konstanta kompresibilitas udara yang mirip dengan per daun.

OMEGA atau frekuensi anguler punya persamaan sebagai berikut:

OMEGA=2*pi*f=(k/m)^1/2

Dimana k adalah konstanta pegas (dalam hal ini suspensi), f adalah frekuensi dan m adalah massa.

Lantas apa yang dapat dijadikan contoh atau bukti?

  • Ambil contoh TORSION BEAM pada VW Golf. Perhatikan bahwa per yang digunakan adalah per keong yang punya konstanta pegas yang kecil. Cari massa total mobil ini lalu lakukan test drive dengan lewati polisi tidur dan rasakan apakah kalian merasa mengayun. Tidak bukan? Itu artinya omeganya kecil jadi frekuensinya kecil yang berarti jumlah getaran dalam satu detik juga kecil atau bahkan mendekati nol, atau osilasi getaran yang teredam. Kenapa tidak pakai per daun? konstantanya kan besar. Ya betul, tapi dengan per daun maka amplitudo getaran akan tetap sehingga tidak nyaman saat dipakai. Per keong tidak selamanya berulir renggang, ada yang rapat juga. Semakin rapat semakin kaku karena jarak mainnya yang sedikit jadi limbung pada mobil berkurang. Selain mengganti per ulir renggang per dengan uliran yang lebih rapat, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan penambahan stabilizer yang biasanya dipasang pada roda belakang. Kenapa tidak pada roda depan? Kalau pada roda depan, untuk mobil dengan letak mesin didepan sudah stabil. Hmm, bagaimana kalau ingin mendapat kelembutan suspensi tapi juga bisa diatur untuk mendapat handling yang baik? Gantilah dengan COILOVER dimana kalian bisa atur tingkat kekerasan dari COILOVER tersebut, hanya saja siapkan saja dana yang lebih besar OK?
  • Sekarang kalo kalian naik bus, coba cari tahu chassis yang diusung beserta daya angkut maksimal. Biasanya ketika kalian merasakan kreket-kreket artinya yang dipakai adalah per daun. Contoh chassisnya misalkan Hino RK8 R260. Lantas kenapa per daun? Per daun punya konstanta pegas yang besar yang berguna untuk daya angkut yang besar. Kenapa tidak pakai per keong? Kalo pakai per keong kan omeganya kecil. Oke, omeganya kecil, otomatis frekuensinya kecil pula, tapi waktu untuk menyelesaikan satu getaranlah yang menjadi besar sehingga akan terjadi ayunan besar. Makanya jika kalian melihat per daun akan terlihat sangat rapat dibandingkan per keong yang ada jaraknya kecuali pada per progresif ada yang rapat. Massa kendaraan juga akan menentukan berapa lapis besi yang disatukan menjadi per daun semi-eliptik.
  • Suspensi udara sendiri menggunakan udara didalam suatu balon sebagai pegasnya, makanya jika kalian naik bus yang bersuspensi udara tidak akan merasakan kreket-kreket seperti pada per daun karena gesekan udara tidak menimbulkan bunyi. Ketahanan dari bahan yang digunakan untuk balon beserta luas permukaan balon serta bahan rangka suspensi udara akan menentukan daya angkut maksimum.
Jadi sudah tahu kan kenapa demikian? Namanya juga Fisika, berkaitan dengan alam beserta kenyataannya, sementara Matematika menjelaskan Fisika tapi versi hitungan. Ya demikian sekilas alasan beda kendaraan beda jenis suspensi yang diusung. Sekian dan selamat beraktivitas kembali.

Wednesday 6 December 2017

Jenis Antena

Halo bloggers, setelah komparasi perbedaan chassis bus, kali ini akan mengenai jenis antena yang dipasang khususnya mobil.

Antena berfungsi menerima gelombang yang dipancarkan oleh stasiun radio, baik itu AM maupun FM (AM berkepanjang Amplitudo Modulation sedangkan FM berkepanjang Frequency Modulation). Pancaran gelombang tadi diteruskan oleh antena ke perangkat audio mobil (standar maupun modif). Pemilik mengatur lewat HU atau Head Unit mobil yang rerata sudah 2DIN meski ada beberapa yang masih 1DIN.

Oke kembali ke jenis antena. Apa saja jenis antena yang dipakai sejauh ini?

  1. Antena Tarik. Biasanya antena ini terletak diatas pintu pengemudi. Perawatannya cukup sederhana, intinya jangan sampai menarik antena terlalu panjang dan jangan lupa untuk selalu menurunkan antena sampai mentok kedasar agar tidak patah ketika mobil disarung.
  2. Fixed Antenna. Jenis antena ini pada umumnya tidak bisa dinaik-turunkan dan ditandai dengan tongkat karet, kecuali antena pada Nissan Grand Livina salah satunya, atau antena yang tongkatnya bisa diputar 180 derajat seperti pada Toyota Yaris. Letaknya bisa diatap bagian belakang atau depan (keduanya persis ditengah), atau dibelakang pojok kanan seperti antena pada Honda Freed dan Toyota Harrier. Jaman sekarang ada jenis Antena Sirip Hiu yang digunakan sebagai pengganti antena bertongkat/berpentul. Akan lebih baik jika antena sirip hiu tadi tidak punya list karet dibawahnya, jadi sekalian sebodi dengan bodi mobil, tetapi untuk yang standarnya sudah bersirip hiu akan full sewarna bodi tanpa list karet.
  3. Printed-GlasAntenna. Kalo kalian pernah bertanya-tanya dimana antena diatap pada suatu mobil tapi tidak ketemu, maka kemungkinan antena tersebut ada dikaca. Jika peletakannya dikaca belakang maka cari yang seperti elemen defogger tapi arahnya tidak horizontal (bisa vertikal atau diagonal) atau jika dikaca samping cari yang bergaris terutama di kaca samping belakang.
  4. Motorized Antenna. Antena ini paling tidak direkomendasikan. Kok bisa? Pertama, kalo patah biayanya mahal bisa sampai jutaan, tidak seperti antena tarik yang kalo patah paling mahal ratusan ribuan. Kedua, Antena ini punya musuh yaitu debu dan ketika musim dingin lebih mudah seret. Ketiga, perawatannya cukup rumit karena terdiri dari banyak komponen termasuk roda gigi/gear yang harus selalu dilumasi.
  5. Digital Antenna. Antena ini terletak didalam mobil dibalik kaca depan. Sayangnya antena ini tidak selalu bisa menangkap sinyal dengan sempurna jika kaca film di kaca depan mobil mengandung logam.
Berikut ini adalah beberapa mobil dengan jenis antena yang diusung sesuai nomor diatas:

  1. Honda Brio, Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Daihatsu Gran Max, Toyota Corolla 1997, Mazda 626 90-an (lupa persisnya), Suzuki APV, Isuzu Panther.
  2. Honda HR-V, Toyota Yaris, Nissan Grand Livina, Honda Freed, Toyota Harrier, Suzuki Ertiga.
  3. Toyota Camry, Toyota Corolla Altis, Honda Civic Gen8-Gen9, BMW X1, Mitsubishi Lancer EVO VIII-IX, Lexus IS300.
  4. Hyundai Avega 2007, atau semua mobil yang punya antena selain diatap.
  5. Antena ini dijual terpisah jadi semua mobil dapat menggunakan antena jenis ini.
Demikian sedikit ulasan mengenai jenis antena yang dipakai. Silakan komen dengan sopan kalau ada yang ingin ditanyakan. Selamat beraktivitas kembali.

Monday 4 December 2017

MB OH 1526 OG vs MB OH 1526 NG

Kembali lagi di blog ini, masih tentang komparasi dan kali ini mengenai salah satu chassis MB yaitu MB OH 1526.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Mercedes-Benz mengeluarkan varian terbaru setelah OH 1525 yaitu OH 1526. Ya ada sedikit modifikasi, yang paling mudah diketahui adalah pada mesin. Mesinnya sama tapi ada kenaikan tenaga sekitar 10HP.

Pertama kali masuk Indonesia, chassis OH 1526 ini 'katanya' punya suspensi yang keras sehingga agak tidak nyaman terutama jika menyangkut kenyamanan penumpang, jadi MB memodifikasi ulang sehingga chassis ini punya suspensi yang lembut tapi tidak sampai rentan patah. Perbedaan antara OH 1526 yang pertama kali dengan modifikasi ulang terletak pada tongkat persneling. Jika yang pertama kali bentuknya lurus, maka yang modif ulang bengkok bersudut. Selanjutnya MB meluncurkan kembali chassis ini tapi dengan beberapa pembaruan atau minor change, mungkin karena laku keras di pasaran. Beberapa orang menyebutnya OH 1526 NG atau New Generation.

Lantas apa perbedaan antara OH 1526 OG atau generasi lama dengan OH 1526 NG? Sekilas tidak ada perbedaan apalagi kalau sudah dibaju, tapi bagi yang suka intip kolong maupun interior akan terlihat perbedaannya. Apa itu?
  1. Setir. Setir OH 1526 NG sudah berpalang empat sedangkan versi OG masih berpalang dua seperti OH 1525.
  2. Chassis. Kapan-kapan kalo bertemu bus yang kalian tahu berchassis OH 1526 NG, cobalah perhatikan rangka didekat gandar belakang. Ada dua perbedaan yang mencolok, yaitu gardan dan stabilizer. Untuk OH 1526 NG, gardannya bulat halus dan sambungan stabilizer lebih simpel, sedangkan versi OG punya gardan yang berkisi dan sambungan stabilizer yang agak rumit.
Kali ini ada gambarnya, tapi ini untuk chassisnya saja sebagai penjelas. Silakan lihat:

OH 1526 OG

OH 1526 NG

Masihkah ada lagi perbedaannya? Pasti ada tapi mungkin tidak terlihat.

Demikian sekilas perbedaan OH 1526 OG vs NG. Sampai bertemu lagi.

Sunday 19 November 2017

RS Jetliner SHD vs RS Jetliner HD

Karoseri asal Bogor, yaitu Rahayu Santosa, rupanya punya standar yang berbeda dibandingkan dengan karoseri lain. Kok bs? Coba simak dulu deh.

Mau dibandingkan dengan apa? Adiputro? Ok, coba bandingkan. Standar GVM adalah pembeda yang paling terlihat. GVM minimal dibawah 18 ton cocok dibaju tipe HD, sedangkan untuk SHD minimal 18 ton (meski ada yang berchassis dengan GVM dibawah 18 ton seperti Hino R260 dan OH 1526). Lalu bagaimana dengan RS? Ternyata tipe HD punya standar GVM minimal 18 ton sedangkan SHD boleh dibawahnya, tapi tunggu dulu, SHD tipe dari RS bukan SUPER HIGH DECK melainkan SEMI HIGH DECK.

Sepertinya RS tidak menjual lagi tipe Non-HD, tapi RS punya tipe baru, yaitu si DD alias Double-Decker yang salah satunya dimiliki PO Paredep Trans untuk melengkapi tipe SHD dan HD.

Sekarang beralih ke SHD dan HD dari RS Jetliner. Bagaimana cara membedakan tipe SHD dengan HD?

  1. Kisi diatas kap mesin. Apa yang beda? Jumlah dan jarak ke kap mesin. SHD: Dua kisi dan jarak ke kap mesin mirip seperti HD dari Adiputro, sedangan HD: Tiga kisi dan jarak ke kap mesin mirip seperti SHD dari Adiputro.
  2. Dari samping, terlihat kalo SHD punya tinggi pintu depan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan tinggi bibir kaca samping paling bawah, sedangkan pada HD sejajar. Topi atau bando juga menjadi pembeda, untuk SHD agak keatas, sedangkan untuk HD sejajar bibir kaca samping bagian bawah. Terakhir, diatas spakbor, seperti SHD Adiputro, ada laci penyimpanan untuk tipe HD, sedangkan untuk tipe SHD tidak ada.
Adakah lagi perbedaannya? Jika ada, silakan komen tapi sopan. Ada foto? Sejauh ini belum ada, tapi bisa dicari di mbah google.

Sekian ulasannya dan terima kasih. 





Saturday 28 October 2017

Golden Dragon 300PS vs Golden Dragon 330PS

Selamat datang kembali di blog ini, kali ini EE bakal berbagi lagi tentang cara membedakan Golden Dragon 300PS vs Golden Dragon 330PS dari bodi. Wow dari bodi? Bisakah? Tentu bisa.

Sebagai pendahuluan, jenis chassis yang digunakan untuk keduanya ternyata beda, yaitu XML6L127D52 untuk Golden Dragon 300PS dan XML6L27D53 untuk Golden Dragon 330PS. Selain itu, mesin yang digunakan juga berbeda, yaitu Yuchai YC6L-300 berstandar emisi Euro 2 untuk GD 300PS dan YC6L-330 berstandar emisi Euro 3 untuk GD 330PS. Sebenarnya Golden Dragon masih punya varian chassis lain yang merupakan triple-axle chassis, yaitu XML6145D13 dengan mengusung mesin Weichai bertenaga 375PS, tapi tidak akan dibahas sekarang.

Lantas bagaimana cara membedakan GD 300PS dengan GD 330PS dari bodi saja? Simak ya.
  1. Ujung knalpot. Ok, keduanya diburitan tapi sebelah mananya-lah yang membedakan. Kalo GD 300PS dikanan, sedangkan GD 330PS dikiri.
  2. Letak Air Intake. Ok, letaknya disamping bagian belakang, tapi disamping sebelah mana itu yang membedakan. Letak sebelah mananya itu sama seperti pd no 1.
Masih banyak lagi perbedaannya tapi yang terlihat valid baru kedua pernyataan diatas. Untuk lebih jelasnya, karena belum ada foto penjelas, silakan cari foto di google dengan keyword Bejeu B52 atau Gunung Harta Golden Dragon.

Terimakasih dan selamat beraktivitas kembali.

Saturday 30 September 2017

Harapan Jaya in GIIAS 2017 (Interior Review)

Setelah sedikit ulasan tentang performa dan chassis, ternyata masih ada bahasan lagi, yakni ulasan mengenai interior Bus Harapan Jaya Hino RM380. Silakan lihat dulu gambarnya.


Gambar pertama menunjukkan kaca ganda pada bagian depan. Untuk posisi pembatasnya tidak terlalu mengganggu pandangan, tetapi untuk varian HD PRIME akan sangat menganggu, bahkan rasanya seperti tidak perlu pembatas.


Berikutnya adalah gambar mengenai salah satu fasilitas didalam bus, yaitu TV. Sayangnya bagi penumpang depan, jarak antara penumpang paling depan dengan TV jadi agak dekat.


Selanjutnya adalah gambar kokpit. Masih menggunakan persneling 'telanjang' tidak seperti OH 1836 atau K360IB yang bagian batang besinya terbungkus sehingga terlihat mewah. Untuk panel instrumen, panel instrumen terlihat seperti panel instrumen RN285. Kemudian ada tempat penyimpanan yang kurang lebih sejajar dengan badan pengemudi ketika duduk, tidak seperti jika ada pintu pengemudi yang bs dibuka dua arah.



Selanjutnya: Bagasi penumpang pada dek atas. Hanya bisa diisi dengan barang yang berukuran kecil seperti tas ransel.


Berikutnya adalah tempat duduk penumpang. Terlihat bahwa ruang kaki dan ruang kepala sangat luas, dengan catatan Anda sedang duduk. Bahkan ada sepasang sofa dan seperangkat PC didalamnya (gambar dibawah).




Berikutnya mengenai area merokok. Pada gambar diatas, kursi yang disediakan terlihat lebih sempit dibandingkan dengan penumpang diluar area merokok. Cukup nyaman, hanya saja mungkin cukup untuk satu orang dengan barang atau dua orang tanpa barang. Selain itu, tidak ada kaca geser, tapi karena ada saluran udara mungkin sudah cukup. Hmm, apakah aksesnya mudah?


Berikutnya mengenai akses kebelakang (toilet dan area merokok). Ternyata tidak terlalu mudah bahkan bs dibilang sulit. Untuk masuk dan keluar pintu butuh tenaga, tapi jenis pintu ini bisa menjamin penumpang diluar pintu utama dalam tidak akan kena asap rokok karena pintu jenis ini (jenis pintu dengan penutup pintu otomatis) menjamin rapatnya pintu ketika tertutup. Kecuali untuk pintu toilet digambar, jenisnya adalah pintu biasa.


Pintu untuk masuk ke area merokok. Aksesnya dibilang rumit karena untuk masuk Anda harus menahan pintu masuk utama terlebih dahulu.


Ruang kaki dari area merokok. Ruang kaki cukup luas tanpa sandaran kaki.

Ya sekian dulu ulasan mengenai interior HJ XHD PRIME ini, dan karena bagian ini adalah bagian akhir dari ulasan bus HJ ini, maka selesai sudah episode ulasannya. Bye Bye!

Thursday 17 August 2017

Harapan Jaya in GIIAS 2017 (Performance Review)

Masih tentang unit terbaru Harapan Jaya di GIIAS 2017, kali ini ulasannya mengenai performa tetapi bukan hanya tentang mesin, ini juga termasuk bagian pendukung.
Untuk pendahuluan, silakan lihat gambar dibawah ini:



Untuk urusan dapur pacu, bus ini menggunakan mesin E13C-UT bertenaga maks. 380PS/1800RPM dan torsi maks 195 kgm/1100RPM atau 1950 Nm/1100 RPM (ada asumsi percepatan gravitasi=10 m/s^2). Jika dibandingkan dengan versi Malaysia, ada penurunan tenaga 10PS (HMS Malaysia: http://www.hino.com.my/script/?html&type=osp&osp=209&osptype=brochure&pdffile=RM1ESKU.pdf).
Akan tetapi sepertinya hal ini tidak terlalu berpengaruh pada kelebihannya, yaitu beban setiap satu satuan tenaga yang lebih kecil (asumsi bahwa satuannya sama). Misalkan 1PS~0.99HP maka 380PS~376.2HP dan itu masih lebih besar dibandingkan K360IB dan O500R 1836. Kecepatan maksimum yang dapat dicapai adalah 100 km/h dengan pembatas elektrik dan 122 km/h tanpa pembatas elektrik serta gradien maksimum tanjakan yang dapat dilalui adalah 0.501 atau 50.1%.

Untuk penyalur tenaga disematkan ZF6S1910BO transmisi manual dengan 6 gigi maju dan satu gigi mundur plus retarder. Sangat disayangkan masih menggunakan transmisi manual tidak seperti K360IB tapi ingat, O500R 1836 dan K360IB juga menggunakan transmisi manual (meski K360IB juga ada varian bertransmisi OPC) jadi tidak bisa dikatakan 'sangat disayangkan'.

Kemudian untuk sistem pengereman, Hino RM380 masih menggunakan 'full-air brake' (jenis remnya 'leading & trailing') jadi ketika membongkar ban akan terlihat rem tromol, bukan cakram ventilasi seperti OH 1836 dan K360IB, tapi jangan khawatir karena rem ini sudah bersirkuit ganda dan dilengkapi ABS sehingga tidak terjadi slip ketika pengereman mendadak. Slip sendiri terjadi akibat rem mengunci ketika pengereman mendadak. Menurut hukum fisika, pada roda yang bergelinding terjadi energi kinetik yaitu energi kinetik translasi dan energi kinetik rotasi. Ketika slip, energi kinetik translasi tidak berkurang sehingga meski melakukan pengereman mendadak energi kinetik total tidak nol, oleh karena itulah ada ABS alias Anti-Lock Braking System. Bahkan menurut suatu penelitian, adanya ABS dapat mengurangi risiko kecelakaan hingga 35%, belum lagi jika ada EBD, BA, dan sistem keselamatan lainnya, maka dapat lebih mengurangi risiko kecelakaan. Terakhir, untuk rem parkir menggunakan rem pegas pada roda belakang.

Sekarang beralih ke kaki-kaki. Pada sektor roda, Hino RM380 sudah 'ten-stud disc-wheels' atau berbaut 10 seperti RN285, berukuran 22.5x8.25 inci - 165 mm dan dibalut ban berukuran 295-80R22.5. Kemudian pada sektor suspensi, Hino RM380 sudah menggunakan suspensi udara dengan peredam kejut aksi ganda dan stabilizer. Rata-rata bus bersuspensi udara buatan pabrik non-karoseri punya GVM yang besar, tak heran jika Hino RM380 ber-GVM 18 ton (ada yang mengatakan 18.5 ton) meski masih kalah dari K360IB.

Oke sekian dulu ulasan mengenai kaki-kaki dan mesin.








Wednesday 16 August 2017

Harapan Jaya in GIIAS 2017 (Exterior Review)

Selamat datang kembali bagi pengunjung lama dan baru, kali ini blog ini berisi tentang sedikit review mengenai unit baru Harapan Jaya, yaitu Harapan Jaya Laksana Legacy SR-2 XHD Prime Hino RM380 yang dipamerkan di booth Hino pada pameran GIIAS 2017 di Bumi Serpong Damai yang masih berlangsung sampai tanggal 20 Agustus tahun ini.
 
Berikut ini adalah gambar tampilan eksterior dari bus HJ ini:
 



 

Pada bagian eksterior, bus ini punya letak air intake yang berbeda dengan bus berchassis Hino pendahulunya untuk kelas yang sama, ya kali ini letaknya disisi kiri bodi, tapi ingat, ini bukanlah bus Hino pertama dengan air intake disisi kiri karena masih ada Hino FC190, tapi jika dibandingkan dengan sesama Hino bigbus baru dapat dimungkinkan ini yang pertama.

Bus ini berchassis Hino RM1ESKU yang standarnya adalah 'space frame' yang ditandai dari lantai bagasi tembus dan rata. Bus ini menggunakan 'manual slide' pada kedua pintu disisi kiri dimana pintu belakang penumpang ada dibagian tengah atau memotong bagasi bagian kiri belakang. Panjang pintu bagasi penumpang paling belakang ternyata berbeda dengan panjang kedua pintu bagasi disebelahnya (jika dari samping) atau didepannya (jika dari depan).

Masih di eksterior, pada wiper bagian atas, sangat disayangkan ketika melihat wipernya yang terlihat seperti tidak ada gunanya sama sekali karena panjang lengannya yang terlalu pendek bahkan lebih pendek daripada versi HD Prime.

Jika diperhatikan lebih detail, maka akan terlihat ada perbedaan vinyl dengan vinyl versi sebelumnya, apa itu? Ya vinylnya, terutama strip orange bagian bawah. Pada unit HJ yang lain, ujung strip ini bersudut siku atau dapat dikatakan strip berpersegi panjang, tapi pada unit yang satu ini, ujungnya justru melengkung sehingga lebih terlihat natural daripada ujung siku atau patah. Untuk lebih jelasnya silakan lihat gambar dibawah ini:
 


Masih dibagian eksterior, berlanjut kebagian knalpot. Coba tebak ini knalpot bener aktif apa tidak?


Jika Anda menjawab aktif, bisa dikatakan benar jika dilihat dari bagian dalam kedua knalpot ini, tapi ternyata kedua knalpot ini hanya pajangan (mungkin untuk selama pameran) karena ketika melihat knalpot standarnya terlihat ada bekas las. Berikut ini adalah gambar knalpot standar Hino RM380:


Jadi sebelumnya mungkin knalpot ini tersambung lalu untuk pameran, di las kembali dengan standarnya. Jujur kami lebih senang sekalian saja knalpot 'ngumpet' daripada knalpot pajangan.

Demikian sedikit ulasan dari kami. Berikutnya kita akan bahas tentang sektor performa.


Wednesday 14 June 2017

Laksana Legacy SR-2 XHD Prime vs SR-2 HD Prime

Kembali lagi bareng EE Pop Goes, dan kali ini EE bakal bahas cara membedakan SR-2 XHD Prime/ SHD Prime (kalo di Putera Mulya) dengan SR-2 HD Prime. Ternyata bedanya lumayan banyak selain standar GVM chassis yang dibutuhkan (untuk XHD Prime >=18 ton sedangkan HD Prime <18 ton). Oleh karena itu, untuk tipe XHD Prime, chassis yang diperbolehkan untuk dibaju tipe ini adalah chassis dengan GVM >=18 ton seperti Scania K360IB (sejauh ini baru ada XHD Prime berchassis ini), sedangkan untuk HD Prime, boleh menggunakan chassis Hino R260, Hino RN285, MB OH (15/16)26, bahkan Hino RG juga bisa dibaju tipe HD Prime ini.

Oke, sekarang lupakan soal GVM chassis yang diperbolehkan dan mari simak perbedaan tipe XHD Prime vs HD Prime.

  1. Topi. Pada varian XHD Prime, topi yang digunakan agak lebih lebar dibandingkan HD Prime.
  2. Bagian atas spakbor, dimana pada varian XHD Prime, bagian atas spakbor (untuk tempat ban cadangan untuk AP Jetbus2+ SHD) lebih lebar dibandingkan HD Prime.
  3. Pilar L seperti logo Laksana pada bagian samping, dimana pada varian XHD Prime, pilar L lebih terlihat terbuka dibandingkan HD Prime (seperti bagaimana mulut terbuka lebar dengan mulut terbuka sedikit).
  4. Pilar penghubung kaca depan dengan kaca depan-samping, dimana pada XHD Prime lebih curam atau lebih tegak dibandingkan HD Prime.
  5. Terakhir dan ini seperti cara membedakan AP Jetbus2+ SHD vs HDD, apa itu? Ya, jarak kap mesin dengan kisi udara dibagian buritan, dimana pada varian XHD Prime/SHD Prime, jaraknya lebih lebar dibandingkan HD Prime (HD Prime sendiri adalah HD Hat Edition).
Oke sekian dulu, untuk fotonya, kalian bs cari foto PUMA XHD Prime dengan M-Trans HD Prime atau bisa lihat kedua foto ini:

HD Prime

 XHD Prime

Sunday 28 May 2017

New Armada Evolander (HD+SHD)

Kembali lagi bareng EE Pop Goes (EE yg selalu bikin POP). Kali ini si EE bakal review salah satu produk dengan dua varian, dari brand karoseri ternama, yaitu Evolander HD dan Evolander SHD dari New Armada. Kuy lihat fotonya dulu.









Standar GVM untuk Evolander tipe HD dan SHD pun sebenarnya sama dengan Jetbus2+ tipe HD dan SHD, tapi apakah ada sedikit kelonggaran seperti SHD bisa pake chassis R260 yang GVM nya hanya 14.2 ton? Atau mungkin ada campuran HD dan SHD seperti Jetbus2+HDD? Tunggu saja.

Sekarang kita lihat bedanya. Sudah tentu tinggi bodi menjadi pembedanya, kemudian bedanya di selendang, jumlah wiper, bagian buritan, atap bus bagian depan, wajah? jelas ada bedanya, bahkan hampir tidak ada kesamaannya sama sekali. Terakhir pada bagian buritan, hampir tidak ada kesamaannya kecuali kaca belakang yang bentuknya trapesium.

Untuk tipe HD, penulis merasa cukup puas dengan bagian buritan, terlihat seperti tipe SHD padahal tipe HD, lalu untuk bagian samping, tidak terlihat seperti tipe HD tapi tinggi dek nya yang mengonfirmasi kalo bus ini bertipe HD. Mungkin karena kaca samping diperlebar, tapi efeknya mengarah ke pandangan yang luas, lalu untuk bagian muka, lampu jetbus2, dilengkapi lampu kabut dan LED yang bergabung jadi seperti bumerang, tapi secara keseluruhan rasanya mirip generasi EVO yang dulu, tapi namanya juga EVO, mirip pun tak masalah.

Lalu untuk tipe SHD. Peletakan spion berpangkal diatas topi, topi sama seperti topi RS Jetliner, dua wiper berukuran sedang, pilar yang melengkung seperti busur lingkaran, kap mesin yang besar, rasanya ya cukup bagus, tapi sepertinya penulis kurang senang pada bagian buritan SHD terutama bentuk kisi kap mesin, untungnya jarak kap dengan kaca belakang masih lebih lebar dibandingkan Jetbus2+ SHD Luxury Coach, jadi kalo mau letakkan stiker nama PO tidak harus di kaca belakang.

Masih banyak lagi yang harus dibahas, tapi kapan? Nanti ya, tunggu saja.

Sunday 5 March 2017

NFSC Vinyl Custom Tutorial

Mungkin isi post ini sudah jadul, tp buat penggemar game NFSC yg bisa dibilang gak bosen dengan game ini, sekarang bisa buat desain vinyl sendiri loh, bahkan bisa lebih bagus daripada vinyl di NFSU 2 atau NFSMW. Oh ya, salah satu kelebihan NFSC ini adalah vinyl yang bervariasi, bahkan lebih bervariasi daripada NFSU2, layernya pun bisa lebih dari empat loh. Wow, hebat juga ya, tapi pasti bosen dengan vinyl yg itu saja, eh tp tunggu dulu, ternyata vinyl ori NFSC juga bisa diganti dengan punyamu sendiri loh, ya bisa, pake software TEXMOD.
Terus bagaimana caranya? Simak ya...
  1. Siapkan Texmod (disarankan versi 0.9), lalu tentu saja game NFSC itu sendiri, aplikasi seperti ADOBE (disarankan ImageReady atau Photoshop), Nvidia DDS Plugin dan keyboard untuk PC.
  2. Masuk ke Texmod. Pada TARGET APPLICATION pilih NFSC.exe, lalu pada LOGGING MOD yang terdapat lima kotak untuk centang, centang tiga kotak disebelah kiri, kemudian pilih format output (sebaiknya .dds) dan keypad untuk menyimpan tekstur baru klik RUN.
  3. Di NFSC, pilih mobil yang mau dimodif di MY CARS lalu pilih vinyl nya dan save. Kemudian kalian akan temukan tulisan disebelah kiri atas yang asalnya dari Texmod, untuk memilih tekstur, pencet tanda + atau - di keyboard PC lalu cari tekstur yang vinyl nya sama dengan vinyl yang digunakan, setelah itu pencet keypad untuk LOG WITH, barulah pencet Alt+F4.
  4. Edit tekstur tadi sesuai selera lalu buat dua salinan (satu yang asli dan satu lagi untuk hitam-putih). Untuk versi hitam-putih, buat salinan dari layer lalu gunakan COLOR OVERLAY dan ubah menjadi putih (untuk amannya kalian bisa kunci posisi layer ini). Setelah itu, simpan dalam format .dds (sebaiknya DXT5).
  5. Di DXTBMP, buka tekstur asli lalu pada alpha channel pilih tekstur hitam-putih. Simpan dalam format .dds dengan nama yang sama dengan nama tekstur asli sebelum diedit (WAJIB!!!).
  6. Sebelum membuat FILE .tpf, yaitu file tekstur hasil keluaran dari Texmod, masuk ke Texmod lalu pilih PACKAGE BUILD. Lalu pada DEFINITION FILE pilih TexMod.log (jangan diedit kecuali menghapus teks hasil ekspor yang tidak ada FILE .dds nya. Oh ya, jangan lupa satukan FILE .dds editan kalian dengan TexMod.log dalam satu folder, barulah bisa membuat FILE .tpf.
  7. Masuk lagi ke Texmod, pilih PACKAGE MODE, lalu pada SELECT PACKAGES, klik yang bergambar folder, lalu cari FILE .tpf yang sudah kalian buat, baru pilih RUN.
  8. Catatan: Jika ingin editan kalian berhasil, maka ketika memilih mobil, pastikan mobil yang muncul setelah Audi R8 adalah mobil yang kalian pasang vinyl nya.

Dah gitu aja dulu, dan Texmod ini bisa dipakai untuk game seperti NFSPS dan NFSHP (kemungkinan bisa dipakai untuk semua game). Berikut ini adalah SS hasil editan Saya.


 Kasumi (Dead or Alive 5 Last Round) Musou Star (Musou Stars actually), Toyota Supra

Kasumi (Dead or Alive X3 Fortune), 2006 Shelby GT500

Kasumi (Dead or Alive 5 Last Round) Mandarin Edition, Jaguar XK

Kasumi (Dead or Alive 5 Last Round) Happy Yukata Edition, Koenigsegg CCX

Kasumi (Dead or Alive 5 Last Round) Tropical Edition, 1992 Nissan 240SX (White Pearl and Cherry-Pink Metallic)

Kasumi (Dead or Alive 5 Last Round) Falcom Edition, MB SLR McLaren


Kasumi (Dead or Alive 5 Last Round) Samurai Warriors Edition, Lamborghini MurciƩlago

Kasumi (Dead or Alive 5 Last Round) Deception Edition, 1969 Dodge Charger R/T

 Kasumi (Dead or Alive 5 Last Round), Alfa Romeo Brera

 Kasumi (Dead or Alive 5 Last Round), 1996 Mazda RX-7

Momiji (Dead or Alive 5 Last Round) Newcomer Relax Edition, Nissan R34 Skyline GT-R V-Spec



Momiji (Dead or Alive 5 Last Round) Nurse Edition, 1969 Chevrolet Camaro SS

Naotora Ii (Dead or Alive 5 Last Round) Towel Girl Edition, 1969 Dodge Charger R/T




Hitomi (Dead or Alive 5 Last Round) Summer Edition, 1996 Mazda RX-7




Hitomi (Dead or Alive 5 Last Round) Original Edition, Aston Martin DB9





 Hitomi (Dead or Alive 5 Last Round) Soldier Woman Edition, Porsche Cayman S




Hitomi (Dead or Alive 5 Last Round) Tatsunoko Edition, Mazda RX-8