Wednesday 24 July 2019

GIIAS 2019: Adiputro Booth (First Impression Part I)

Oke kembali lagi di blog yang sederhana ini, kali ini entri ini akan berisi tentang apa saja yang dipamerkan di booth Adiputro. GIIAS 2019 diadakan pada 18-28 Juli 2019 di ICE BSD sementara booth Adiputro ada di Hall 8 yang bersebelahan dengan booth Tentrem dan berseberangan dengan booth Laksana dimana ketiganya adalah karoseri dan kalo disingkat jadi ALT.

Ada empat produk yang dipamerkan di ketiga booth tersebut dimana untuk Adiputro adalah Jetbus Voyager dalam dua versi, Jetbus 3 Jumbo, dan Big Benz. Eits, jangan lupa, sebenarnya ada lagi produk dari Adiputro tapi berada di booth Hino dan Isuzu tetapi akan dijelaskan pada entri berikutnya. Untuk First Impression mengenai produk Adiputro silakan klik link ini:

Pertama mengenai Voyager. Ada beberapa yang mengatakan Voyager juga ada pada Dodge dan juga ada pada Trijaya Union tapi buat Sy sendiri Voyager adalah nama satelit untuk planet Saturnus yaitu Voyager I dan Voyager II. Voyager pada Adiputro terdiri dari dua versi yaitu VDD (Voyager Double-Decker) dan VUHD (Voyager Ultra High-Deck). VUHD disini dikarenakan bodinya seperti Double-Decker tapi fungsi dek atas dan dek bawah seperti UHD.

Foto dibawah merupakan foto Jetbus Voyager versi Double-Decker. Bus ini berchassis Scania K410IB yang dilengkapi dengan mesin DC13-107 dengan tenaga 410hp pada 1900rpm dan torsi 2000nm pada 1000-1350rpm serta untuk penyaluran tenaga ke axle tengah menggunakan transmisi GRS895R.





Pada bagian muka mirip seperti Jetbus3+ tetapi ada perbedaan antara Voyager dengan Jetbus 3+ yaitu disekitar tempat plat nomor dimana untuk Voyager langsung menyambung ke lampu led ditengah sedangkan pada Jetbus 3+ terpisah atau dengan kata lain pada Voyager pemisah tempat plat nomor dengan led ditengah dihilangkan.

Pada bagian lampu depan untuk lampu utama dan lampu jauh sudah menggunakan projector meskipun masih halogen sedangkan pada lampu kabut masih halogen biasa tetapi terbantu dengan lampu LED senja pada bagian atas dan bawah. Uniknya lampu LED dekat lampu utama selain menjadi lampu sen juga menjadi running sign, begitu pula dengan lampu LED yang dekat dengan lampu kabut meskipun tidak running sign. Disekitar lampu kabut ada lis krom yang terkesan tidak berlebihan.

Pada bandonya tidak terlihat ada garis2 seperti pada Jetbus3+, sebagai gantinya ditambahkan lis krom pada bagian tengah dan ujung. Jika diperhatikan lagi, bando ini tipis pada bagian ujung lalu menebal hingga ke tengah tetapi tidak setebal sebelumnya sehingga jika diaplikasikan pada Voyager Super HD seharusnya tidak mengganggu view kedepan.



Lanjut ke bagian samping. Jika dilihat lebih detil maka ada perubahan pada selendangnya tepatnya pada bagian bawahnya yang jika dilihat secara sekilas mirip selendang SR-1. Pada sektor kaki2 pake pelek bermerek alcoa sehingga terlihat lebih mewah. Sistem pengereman bus ini menggunakan full airbrake dengan sistem tromol lain halnya dengan OC500RF 2542 yang sudah cakram ventilasi.

Setiap kendaraan wajib punya ban serep sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 9 tahun 2004 tetapi sudah digantikan oleh Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 33/2018 dimana jika jenis bannya adalah RFT atau Run Flat Tire maka tidak perlu bawa ban cadangan tetapi mengingat ban Michelin X Multiway 3D ini bukan RFT jadi harus ada ban serep. Lantas dimana letak ban cadangannya? Jawabannya disini:


Kurang jelas?


Bisa dikatakan berbagi ruang dengan mesin. Sekarang lanjut ke bagian buritan


Lampu belakang didominasi oleh lampu LED senja seperti huruf U serta lampu rem, lampu sen, dan lampu mundur yang tersusun vertikal dimana ketiganya bohlam tetapi untuk lampu sen ada LED pada bagian samping yang sudah running sign. Ada kap mesin yang besar dan satu bukaan penuh yang terdiri dari 6 grill dimana tiga grill atas untuk ac sedangkan yang bawah untuk mesin. Ruang mesin pun juga berbagi dengan ruang ban serep sehingga ruang mesin terkesan sempit. Pada bagian atas selain ada lampu senja LED juga ada HMSL atau High Mount Stop-Lamp.







Beralih ke kabin depan. Untuk kabin depan mengingat ga boleh masuk kesana ya udah difotoin aja dr luar atau diambil snapshot dari hasil review. Untuk HU sudah touchscreen tp floating tidak terlihat terintegrasi, bagaimana menurut kalian? 

Lanjut ke kabin sleeper bus atau first class. Disini ada lampu LED senja warna biru, lampu LED putih untuk baca, dua slot USB diatas, seatbelt dua titik (untuk semua seat kecuali seat driver yaitu tiga titik), satu AVOD untuk masing2 seat, serta lampu LED yang bisa berganti warna yang tersembunyi ditepi.

Lanjut ke belakangnya, masing2 seat pada bagian tengah dilengkapi dengan seatbelt, cup holder, meja makan, dan slot USB (setiap baris seat ada dua slot), lampu baca dan lampu malam untuk masing2 seat, serta lampu yang dapat berganti warna.


Beralih ke kabin atas. Hampir sama seperti pada kabin bawah hanya saja tidak ada tempat makan tapi jangan khawatir selain itu semuanya ada bahkan seluruh seat sudah tersedia legrest dan seat paling depan pun dapat AVOD. Pada beberapa tempat juga tersedia tirai yang bisa digeser dengan atas dan bawah yang terikat.

Sekarang kita beralih ke tiga hal yaitu hal yang Sy tidak suka, kurang suka, dan suka.

Hal yang Sy tidak suka adalah:
  1. Downgrade pada lampu belakangnya yang kembali pake bohlam yaitu lampu rem, lampu sen, dan lampu mundur meskipun lampu sen disamping sudah running sign.
  2. Knalpotnya yang sama sekali merupakan knalpot pajangan karena knalpot asli K410IB berada didekat bumper pelindung dan hanya terlihat lubangnya saja jadi lebih baik polos.

Hal yang Sy kurang suka adalah:
  1. Bukaan kap belakang yang hanya satu bagian tidak seperti Avante D2 yang terbagi menjadi dua tetapi dengan bantuan pegas seharusnya lebih ringan.
  2. Remnya yang masih tromol tidak seperti pada OC500RF 2542 yang sudah cakram ventilasi sehingga tidak membuang panas dengan baik tetapi tidak mudah kotor karena sistem tertutup.
  3. Lampu rem pada bagian atas yang terlalu diatas tidak seperti pada Avante D2 yang berada diantara kaca belakang dan kap mesin sehingga terlihat lebih jelas.
  4. Pada interior, tepatnya dek bawah bagian tengah yang berkonfigurasi seat 2-1 untuk seat depan tidak mendapat fasilitas hiburan berupa TV sedangkan pada seat dibelakangnya justru ada (tepatnya AVOD atau Audio-Video on Demand).
  5. TV pada kabin first class atau sleeper bus yang terlalu dekat jadi ketika malam sebaiknya matikan agar tidak merusak mata.
  6. Akses ke kabin sleeper bus yang kurang baik karena harus menunduk tetapi hal ini jg terjadi pada beberapa sleeper bus DD.
  7. Slot USB yang letaknya diatas yang berisiko rusak akibat sering ketarik.
  8. Letak ban serep sehingga mengurangi ruang mesin.
  9. Ruang bagasi penyimpanan pada bagian atas yang sempit.
  10. Tirai kaca yang hanya pada satu sisi saja (dari depan saja atau belakang saja) sehingga dikhawatirkan rebutan karena tidak semua penumpang suka tirainya ditutup dan begitu sebaliknya.
Hal yang Sy suka adalah:
  1. Cup Holder dengan jumlah yang pas dan meja makan yang tersembunyi untuk setiap seat pada kabin bawah bagian tengah.
  2. Lampu baca LED pada setiap seat sehingga tidak perlu saling rebutan.
  3. Lis krom yang tidak berlebihan pada bando dan bagian muka.
  4. Tirai kaca yang terikat pada dua sisi (atas dan bawah) dan dapat digeser sebagai privacy.
  5. Ruang kaki yang tetap luas meskipun ada legrest. Nah yang terluas ada dibelakang tangga ke kabin atas.
  6. Adanya AVOD untuk setiap seat pada kabin bagian atas.
Bagaimana menurut kalian? Silakan klik link video diatas serta klik like, subscribe, comment, dan share, serta aktifkan loncengnya. Ikuti terus blog ini sampai selesai. See you!