Thursday, 7 December 2017

Beda Jenis Kendaraan, Beda Pula Jenis Suspensi yang Diusung

Setiap kendaraan pasti punya sistem suspensi yang berfungsi untuk meredam kejutan maupun getaran yang masuk ke kabin akibat melewati permukaan jalan yang tidak rata. Hanya saja, jenis suspensi yang digunakan berbeda-beda, ada per keong, per daun, dan suspensi udara (kalau yang sudah terpasang umumnya pada kendaraan mewah atau kendaraan besar sedangkan yang dijual terpisah untuk keperluan modifikasi). Lantas yang jadi pertanyaannya adalah kenapa suspensi yang dipakai berbeda-beda?

Siapa yang belajar gelombang? Apakah gelombang hanya gelombang bunyi? Tentu tidak, tapi sebelumnya kita wajib tahu apa itu gelombang. Gelombang adalah getaran yang merambat, jadi getaran akibat melewati jalan yang tidak rata juga disebut gelombang.

Kembali ke jenis suspensi. Kalau kalian melihat kendaraan dengan per keong seperti pada mobil pribadi, per daun pada mobil jenis van atau bus (chassis MB OH 1526 misalkan) atau truk (contohnya pada truk tanah), dan suspensi udara pada kendaraan pribadi yang mewah seperti pada Rolls-Royce atau chassis bus yang orinya sudah bersuspensi udara seperti Hino RM380 dan MB OC500RF 1836, mungkin kalian akan menganggap biasa saja, padahal ada alasan dibaliknya yang salah satunya bisa dibuktikan dengan perhitungan dan nalar.

Pernah dengar istilah OMEGA atau frekuensi anguler? Hal inilah yang akan menentukan jenis suspensi yang harus diusung, tapi untuk kali ini, yang menjadi utamanya adalah per keong vs per daun karena suspensi udara sendiri punya konstanta kompresibilitas udara yang mirip dengan per daun.

OMEGA atau frekuensi anguler punya persamaan sebagai berikut:

OMEGA=2*pi*f=(k/m)^1/2

Dimana k adalah konstanta pegas (dalam hal ini suspensi), f adalah frekuensi dan m adalah massa.

Lantas apa yang dapat dijadikan contoh atau bukti?

  • Ambil contoh TORSION BEAM pada VW Golf. Perhatikan bahwa per yang digunakan adalah per keong yang punya konstanta pegas yang kecil. Cari massa total mobil ini lalu lakukan test drive dengan lewati polisi tidur dan rasakan apakah kalian merasa mengayun. Tidak bukan? Itu artinya omeganya kecil jadi frekuensinya kecil yang berarti jumlah getaran dalam satu detik juga kecil atau bahkan mendekati nol, atau osilasi getaran yang teredam. Kenapa tidak pakai per daun? konstantanya kan besar. Ya betul, tapi dengan per daun maka amplitudo getaran akan tetap sehingga tidak nyaman saat dipakai. Per keong tidak selamanya berulir renggang, ada yang rapat juga. Semakin rapat semakin kaku karena jarak mainnya yang sedikit jadi limbung pada mobil berkurang. Selain mengganti per ulir renggang per dengan uliran yang lebih rapat, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan penambahan stabilizer yang biasanya dipasang pada roda belakang. Kenapa tidak pada roda depan? Kalau pada roda depan, untuk mobil dengan letak mesin didepan sudah stabil. Hmm, bagaimana kalau ingin mendapat kelembutan suspensi tapi juga bisa diatur untuk mendapat handling yang baik? Gantilah dengan COILOVER dimana kalian bisa atur tingkat kekerasan dari COILOVER tersebut, hanya saja siapkan saja dana yang lebih besar OK?
  • Sekarang kalo kalian naik bus, coba cari tahu chassis yang diusung beserta daya angkut maksimal. Biasanya ketika kalian merasakan kreket-kreket artinya yang dipakai adalah per daun. Contoh chassisnya misalkan Hino RK8 R260. Lantas kenapa per daun? Per daun punya konstanta pegas yang besar yang berguna untuk daya angkut yang besar. Kenapa tidak pakai per keong? Kalo pakai per keong kan omeganya kecil. Oke, omeganya kecil, otomatis frekuensinya kecil pula, tapi waktu untuk menyelesaikan satu getaranlah yang menjadi besar sehingga akan terjadi ayunan besar. Makanya jika kalian melihat per daun akan terlihat sangat rapat dibandingkan per keong yang ada jaraknya kecuali pada per progresif ada yang rapat. Massa kendaraan juga akan menentukan berapa lapis besi yang disatukan menjadi per daun semi-eliptik.
  • Suspensi udara sendiri menggunakan udara didalam suatu balon sebagai pegasnya, makanya jika kalian naik bus yang bersuspensi udara tidak akan merasakan kreket-kreket seperti pada per daun karena gesekan udara tidak menimbulkan bunyi. Ketahanan dari bahan yang digunakan untuk balon beserta luas permukaan balon serta bahan rangka suspensi udara akan menentukan daya angkut maksimum.
Jadi sudah tahu kan kenapa demikian? Namanya juga Fisika, berkaitan dengan alam beserta kenyataannya, sementara Matematika menjelaskan Fisika tapi versi hitungan. Ya demikian sekilas alasan beda kendaraan beda jenis suspensi yang diusung. Sekian dan selamat beraktivitas kembali.

No comments:

Post a Comment