Thursday 28 December 2017

Menambah Lagu Baru dari Youtube untuk Playlist Lama di Blog

Kembali lagi di blog ini, kali ini EE bakal memberi tahu cara menambah lagu baru dari Youtube untuk playlist lama di blog. Ingat, playlist lama ya, jadi kalo belum punya harus buat dulu. Untuk membuat playlist kalian bisa buat di wikplayer.

Sekarang, bagaimana cara menambah lagu dari Youtube ke playlist lama kalian? Caranya sama seperti membuat playlist baru tapi ada sedikit trik.

  • Setelah selesai membuat playlist baru, jangan mengcopas skrip langsung terlebih dahulu ke blog kalian (sebenarnya tidak masalah kalo sudah tercopas). Oh ya, sebelum kalian edit skrip tadi, pastikan kalian telah membuka blogger lalu pergi ke TEMA dan pilih EDIT HTML serta ingat dimana kalian menempatkan skrip playlist lama kalian (biasanya setelah <body atau <body>).
  • Copas dulu ke notepad agar tidak bingung lalu blok bagian ini: (Contoh)
{'title':'Robbery%20Bob-Bob%27s%20Cold%20Rap','url':'https%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3D_OTJlSCS_o0'}
  • Bagian yang digaris bawah adalah bagian yang harus kalian edit. Perlu sedikit ketelitian agar bisa berhasil. Berikut ini adalah hasil editan skrip diatas untuk blog:
{&apos;title&apos;:&apos;Robbery%20Bob-
Bob%27s%20Cold%20Rap&apos;,&apos;url&apos;:&apos;https%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3D_OTJlSCS_o0&apos;}
  • Terakhir, jika kalian ingin menambah lagi cukup lakukan dengan cara yang sama tapi setelah kurung kurawal beri tanda koma serta jangan lupa untuk edit link nya dengan benar.
Bagaimana? Cukup mudah bukan? Kalo sudah ditunggu hasilnya. Terima kasih.

Friday 15 December 2017

Elektronika Dasar I: Rangkaian Setara Thevenin (Hard)

Masih tentang Rangkaian Setara Thevenin tapi kali ini tingkat kesulitannya tinggi dimana kalian akan kesulitan jika masih menggunakan loop rangkaian, tapi jangan khawatir, sekarang sudah ada cara yang mudah untuk menyelesaikannya.

Mari simak gambar rangkaian berikut:


Bisakah kalian menyelesaikannya dengan loop dalam waktu yang singkat?

Untuk mencari Hambatan Thevenin, selalu anggap dibagian kanan sebagai acuan yang artinya kita mulai dari R7. Tahapan menganalisis Hambatan Thevenin adalah:

  1. Mulai dari R7. R7 bercabang menjadi R5 dan R6
  2. R5 bercabang menjadi R4 dan R3
  3. R3 bercabang menjadi R1 dan R2
Sehingga Hambatan Thevenin yang didapat adalah:

  1. R1 paralel dengan R2 lalu hasilnya tambah R3
  2. Hasil pada nomor 1 diparalelkan dengan R4 lalu ditambah R5
  3. Hasil pada nomor 2 diparalelkan dengan R6 lalu ditambah R7
Sudah dapat hasilnya? Jika hasilnya 15kOhm maka kalian benar. Lalu untuk Tegangan Thevenin? Cari tegangan di R2 dan R4 terlebih dahulu.

Untuk cari tegangan di R2, anggap bagian sebelah kanan setelah R2 adalah suatu beban yang artinya diputus terlebih dahulu, jadi untuk mencari tegangan di R2:

VR2=R2/(R1+R2)*B1==10k/(10k+10k)*12V=6V

Setelah itu lakukan langkah 1 Hambatan Thevenin lalu cari tegangan di R4, yaitu:

VR4=R4/(R4+R3+(R1(P)R2))*VR2=20k/(20k+10k+10k)*6V=3V

Terakhir, lakukan langkah 2 Hambatan Thevenin lalu cari VR6 atau tegangan di R6 dan misalkan sebagai RP1,vmaka tegangan di R6 adalah:

VR6=R6/(RP1+R6)*VR4=20k/(20k+10k+10k)*3V=1.5V

Silakan cek sendiri dengan Proteus 8.0 apakah benar atau salah.
Rangkaian Setara Thevenin yang didapat dapat dilihat pada gambar berikut:


Cukup mudah bukan? Berikutnya akan mengenai Rangkaian Setara Norton dengan rangkaian yang sama seperti pada gambar diatas, tapi jangan takut karena antara Rangkaian Setara Thevenin dan Rangkaian Setara Norton, perhitungannya mirip.

Demikian akhir dari Rangkaian Setara Thevenin. Terima kasih telah membaca blog ini. Kemungkinan akan ada perubahan apabila ada kesalahan jadi stay tuned.


Elektronika Dasar I: Rangkaian Setara Thevenin (Medium)

Apakah kalian sudah membaca terlebih dahulu Thevenin versi mudahnya? Jika sudah, sekarang kita akan analisis Rangkaian Thevenin untuk rangkaian seperti pada gambar dibawah:


Apakah cara mencari VTH dan RTH sama persis? Mari simak pembahasan dibawah.

Voltmeter pada gambar terlihat tersambung padahal sebenarnya terputus, kalaupun kalian menjalankannya di Proteus 8.0 maka V pada voltmeter=0V artinya OL atau Open Load, hanya saja penyambungan ini dimaksudkan untuk dijadikan acuan.

Lantas bagaimana menentukan VTH? Untuk menentukan VTH, maka Voltmeter (bisa diganti dengan resistor beban atau RL) diputus terlebih dahulu. Artinya tidak ada arus yang melewati R3 sehingga R3 tidak perlu dipakai.

Ternyata tegangan pada R3= tegangan pada R2, sementara tegangan pada R2 dapat dicari dengan pembagi tegangan biasa, yaitu:

VTH=R2/(R1+R2)*B1

Sehingga

VTH=10k/(10k+10k)*6V=3V

Berikutnya, cari RTH. Untuk melakukannya, maka baterai tadi dianggap korslet atau terhubung singkat sehingga RTH adalah:

RTH=(R1(P)R2)+R3
dimana (P) menandakan 'Diparalelkan Dengan'.

Jadi

RTH=(10k(P)10k)+10k=15k

Untuk Rangkaian Setara Thevenin, silakan lihat pola rangkaiannya pada link diatas dengan hasil pada bahasan diatas.

Demikian sedikit pembahasan mengenai Thevenin dengan tingkat kesulitan menengah. Untuk tingkat kesulitan tinggi akan dibahas pada entri berikutnya. Terima kasih telah membaca blog ini.



Thursday 14 December 2017

Elektronika Dasar I: Rangkaian Setara Thevenin (Easy)

Setelah membaca pendahuluan, sekarang kita akan masuk ke materi pertama yaitu Rangkaian Setara Thevenin. Disini pembaca dianggap sudah menguasai perhitungan sederhana seperti menghitung tegangan, arus, daya, dan energi.

Rangkaian Setara Thevenin adalah rangkaian yang dirancang untuh menyederhanakan rangkaian yang rumit dimana hanya ada satu Tegangan Thevenin atau VTH dan satu Hambatan Thevenin atau RTH yang dirangkai secara seri dengan sumber. Lantas seperti apa Rangkaian Setara Thevenin tersebut? Simak dulu contoh rangkaian dibawah ini:


Selalu pada rangkaian, tegangan yang dijadikan tegangan sumber adalah tegangan pada hambatan yang terdekat dengan rangkaian berikutnya (anggap selalu ada), jadi pada gambar diatas yang merupakan Tegangan Thevenin adalah tegangan pada R2 yang kebetulan dalam hal ini adalah RTH. Untuk mencari tegangan pada R2 bisa dilakukan dengan mencari arus yang mengalir, yaitu:

I=B1/(R1+R2)

Lalu

VR2=I*R2

Atau dengan pembagi tegangan:

VR2=R2/(R1+R2)*B1

Pasti hasilnya sama saja. Untuk rangkaian diatas, VR2=VTH=6V. Jadi Rangkaian Setara Thevenin untuk rangkaian diatas adalah:


Demikian penjelasan Rangkaian Setara Thevenin versi mudah. Untuk berikutnya masih Thevenin tapi sedikit diperumit. Terima kasih sudah membaca blog ini.




Elektronika Dasar I: Pendahuluan

Halo semuanya, kembali lagi di Welcome to My Blog, kali ini kita akan sedikit membahas tentang rangkaian elektronika. Oke dapat dikatakan ini jaman dulu sehingga tidak perlu dipelajari, tapi kenyataannya perhitungan mengenai elektronika akan selalu dipelajari apalagi bagi pembaca yang tertarik untuk masuk instrumentasi. 

Oh ya, bersyukurlah jika kalian memang tertarik di dunia instrumentasi, tak peduli kalian sudah bisa atau belum. Sudah bisa ya syukur, bisa dikembangkan lebih jauh, sedangkan kalau belum jangan kecil hati, asal mau berusaha dan terus bersabar lama-lama juga bisa, dan terakhir, kalian akan selalu dicari banyak perusahaan terutama yang membutuhkan rangkaian jadi ga usah takut rejeki ga datang. Memang harus diakui Fisika Instrumentasi memang berat terutama bagi beberapa orang yang terbiasa menggunakan otaknya dibandingkan tangannya, tapi seperti yang sudah dikatakan diatas, jangan kecil hati kalau belum bisa.

Untuk kalian yang terbiasa membongkar alat dan memperbaikinya bahkan hingga berhasil, itu sudah bagus untuk dijadikan modal, apalagi jika kalian memang ingin masuk instrumentasi. Sebenarnya terbiasa menganalisa hitungan sudah bagus, tapi akan lebih baik lagi jika sudah terampil 'oprek' rangkaian karena hitungan sebenarnya adalah pemodelan.

Terlihat sederhana tapi isinya rumit, seperti pada pepatah: Jangan lihat luarnya saja tapi harus juga lihat dalamnya. Mungkin alatnya terlihat simpel tapi coba perhatikan isinya serta silakan hitung sendiri berapa komponen yang dibutuhkan seperti resistor, kapasitor, induktor, IC, mikrokontroler, dan komponen lain didalamnya.

Selain keterampilan dan perhitungan, dibutuhkan pula kepahaman untuk mengetahui kode yang tertera pada komponen. Contohnya resistor yang punya besar serta toleransi yang beda. Darimana? Dari warna gelang yang tertera pada resistor. Oh ya, jangan lupa juga untuk menanyakan berapa daya maksimum yang bisa ditanggung, masih mending kalo daya maksimum resistor lebih besar dari daya resistor hasil hitungan, daripada kalau lebih kecil, bisa hangus. Kemudian IC, IC pun beragam jenis, sehingga kalian juga harus paham IC mana yang patut dipakai dalam rangkaian yang kalian buat.  Apalagi? Transistor. Transistor punya banyak jenis, tapi yang paling sering diketahui adalah jenis NPN dan PNP, serta komponen lainnya yang dibedakan dengan kode maupun tanda warna. Lantas apa yang bisa digunakan untuk paham suatu komponen? Jaman sekarang sudah ada internet jadi kalian bisa cari datasheet komponen tersebut.

Oke demikian pendahuluan mengenai mengapa perlu belajar elektronika meski masih mendasar. Entri berikutnya akan mengenai Thevenin-Norton. Terima kasih.

Wednesday 13 December 2017

Pesawat Lengkung vs Pesawat Sudut

Suka membuat pesawat kertas? Bisakah kalian membuat pesawat lengkung? Atau hanya bisa membuat pesawat bersudut? Bisa keduanya bagus, bisa hanya salah satu juga bagus.

Sebenarnya dari judul diatas apa yang mau ditampilkan? Oke, pernahkah kalian melihat struktur eksterior pesawat terbang untuk penumpang dan eksterior pesawat 'siluman'? Jika ya, coba perhatikan.

Struktur luar pesawat terbang untuk penumpang ternyata hampir tidak ada yang bersudut alias hampir semuanya melengkung, sedangkan pesawat 'siluman' bentuknya aneh dan sebagian besar bersudut. Apa pengaruhnya?

Untuk pesawat penumpang, struktur luar yang sebagian besar berupa lengkungan dimaksudkan agar RCS atau Radar Cross Section besar yang artinya kemampuan terdeteksinya target oleh radar. Wah kalau kecil ya wassalam aja seperti pesawat yang hilang kontak. Sedangkan untuk pesawat 'siluman' bentuknya aneh dan sebagian besar bersudut untuk beberapa jenis. Maksudnya agar RCS yang didapat kecil. Kalau begitu apa yang mempengaruhi RCS?

Selain dari struktur luar, cat yang menyelubungi bodi juga berpengaruh. Oleh karena itu, ada cat khusus untuk pesawat 'siluman' yang warnanya tidak biasa. Karena kebanyakan menyerang pada malam hari makanya catnya hitam tidak biasa.

RCS akan kecil jika sebagian besar strukturnya bersudut, bahan struktur luarnya menyerap gelombang dari radar atau memantulkan ke arah lain seperti ke tanah, atau catnya menyerap gelombang radar tersebut, sedangkan RCS akan besar seperti pada pesawat terbang berpenumpang.

Jadi salah satu penggunaan persamaan yang berkaitan dengan gelombang adalah permukaan pesawat berpenumpang dan permukaan pesawat 'siluman'. Lantas apalagi contoh penggunaan persamaan gelombang? Simak pada entri berikutnya!

Thursday 7 December 2017

Beda Jenis Kendaraan, Beda Pula Jenis Suspensi yang Diusung

Setiap kendaraan pasti punya sistem suspensi yang berfungsi untuk meredam kejutan maupun getaran yang masuk ke kabin akibat melewati permukaan jalan yang tidak rata. Hanya saja, jenis suspensi yang digunakan berbeda-beda, ada per keong, per daun, dan suspensi udara (kalau yang sudah terpasang umumnya pada kendaraan mewah atau kendaraan besar sedangkan yang dijual terpisah untuk keperluan modifikasi). Lantas yang jadi pertanyaannya adalah kenapa suspensi yang dipakai berbeda-beda?

Siapa yang belajar gelombang? Apakah gelombang hanya gelombang bunyi? Tentu tidak, tapi sebelumnya kita wajib tahu apa itu gelombang. Gelombang adalah getaran yang merambat, jadi getaran akibat melewati jalan yang tidak rata juga disebut gelombang.

Kembali ke jenis suspensi. Kalau kalian melihat kendaraan dengan per keong seperti pada mobil pribadi, per daun pada mobil jenis van atau bus (chassis MB OH 1526 misalkan) atau truk (contohnya pada truk tanah), dan suspensi udara pada kendaraan pribadi yang mewah seperti pada Rolls-Royce atau chassis bus yang orinya sudah bersuspensi udara seperti Hino RM380 dan MB OC500RF 1836, mungkin kalian akan menganggap biasa saja, padahal ada alasan dibaliknya yang salah satunya bisa dibuktikan dengan perhitungan dan nalar.

Pernah dengar istilah OMEGA atau frekuensi anguler? Hal inilah yang akan menentukan jenis suspensi yang harus diusung, tapi untuk kali ini, yang menjadi utamanya adalah per keong vs per daun karena suspensi udara sendiri punya konstanta kompresibilitas udara yang mirip dengan per daun.

OMEGA atau frekuensi anguler punya persamaan sebagai berikut:

OMEGA=2*pi*f=(k/m)^1/2

Dimana k adalah konstanta pegas (dalam hal ini suspensi), f adalah frekuensi dan m adalah massa.

Lantas apa yang dapat dijadikan contoh atau bukti?

  • Ambil contoh TORSION BEAM pada VW Golf. Perhatikan bahwa per yang digunakan adalah per keong yang punya konstanta pegas yang kecil. Cari massa total mobil ini lalu lakukan test drive dengan lewati polisi tidur dan rasakan apakah kalian merasa mengayun. Tidak bukan? Itu artinya omeganya kecil jadi frekuensinya kecil yang berarti jumlah getaran dalam satu detik juga kecil atau bahkan mendekati nol, atau osilasi getaran yang teredam. Kenapa tidak pakai per daun? konstantanya kan besar. Ya betul, tapi dengan per daun maka amplitudo getaran akan tetap sehingga tidak nyaman saat dipakai. Per keong tidak selamanya berulir renggang, ada yang rapat juga. Semakin rapat semakin kaku karena jarak mainnya yang sedikit jadi limbung pada mobil berkurang. Selain mengganti per ulir renggang per dengan uliran yang lebih rapat, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan penambahan stabilizer yang biasanya dipasang pada roda belakang. Kenapa tidak pada roda depan? Kalau pada roda depan, untuk mobil dengan letak mesin didepan sudah stabil. Hmm, bagaimana kalau ingin mendapat kelembutan suspensi tapi juga bisa diatur untuk mendapat handling yang baik? Gantilah dengan COILOVER dimana kalian bisa atur tingkat kekerasan dari COILOVER tersebut, hanya saja siapkan saja dana yang lebih besar OK?
  • Sekarang kalo kalian naik bus, coba cari tahu chassis yang diusung beserta daya angkut maksimal. Biasanya ketika kalian merasakan kreket-kreket artinya yang dipakai adalah per daun. Contoh chassisnya misalkan Hino RK8 R260. Lantas kenapa per daun? Per daun punya konstanta pegas yang besar yang berguna untuk daya angkut yang besar. Kenapa tidak pakai per keong? Kalo pakai per keong kan omeganya kecil. Oke, omeganya kecil, otomatis frekuensinya kecil pula, tapi waktu untuk menyelesaikan satu getaranlah yang menjadi besar sehingga akan terjadi ayunan besar. Makanya jika kalian melihat per daun akan terlihat sangat rapat dibandingkan per keong yang ada jaraknya kecuali pada per progresif ada yang rapat. Massa kendaraan juga akan menentukan berapa lapis besi yang disatukan menjadi per daun semi-eliptik.
  • Suspensi udara sendiri menggunakan udara didalam suatu balon sebagai pegasnya, makanya jika kalian naik bus yang bersuspensi udara tidak akan merasakan kreket-kreket seperti pada per daun karena gesekan udara tidak menimbulkan bunyi. Ketahanan dari bahan yang digunakan untuk balon beserta luas permukaan balon serta bahan rangka suspensi udara akan menentukan daya angkut maksimum.
Jadi sudah tahu kan kenapa demikian? Namanya juga Fisika, berkaitan dengan alam beserta kenyataannya, sementara Matematika menjelaskan Fisika tapi versi hitungan. Ya demikian sekilas alasan beda kendaraan beda jenis suspensi yang diusung. Sekian dan selamat beraktivitas kembali.

Wednesday 6 December 2017

Jenis Antena

Halo bloggers, setelah komparasi perbedaan chassis bus, kali ini akan mengenai jenis antena yang dipasang khususnya mobil.

Antena berfungsi menerima gelombang yang dipancarkan oleh stasiun radio, baik itu AM maupun FM (AM berkepanjang Amplitudo Modulation sedangkan FM berkepanjang Frequency Modulation). Pancaran gelombang tadi diteruskan oleh antena ke perangkat audio mobil (standar maupun modif). Pemilik mengatur lewat HU atau Head Unit mobil yang rerata sudah 2DIN meski ada beberapa yang masih 1DIN.

Oke kembali ke jenis antena. Apa saja jenis antena yang dipakai sejauh ini?

  1. Antena Tarik. Biasanya antena ini terletak diatas pintu pengemudi. Perawatannya cukup sederhana, intinya jangan sampai menarik antena terlalu panjang dan jangan lupa untuk selalu menurunkan antena sampai mentok kedasar agar tidak patah ketika mobil disarung.
  2. Fixed Antenna. Jenis antena ini pada umumnya tidak bisa dinaik-turunkan dan ditandai dengan tongkat karet, kecuali antena pada Nissan Grand Livina salah satunya, atau antena yang tongkatnya bisa diputar 180 derajat seperti pada Toyota Yaris. Letaknya bisa diatap bagian belakang atau depan (keduanya persis ditengah), atau dibelakang pojok kanan seperti antena pada Honda Freed dan Toyota Harrier. Jaman sekarang ada jenis Antena Sirip Hiu yang digunakan sebagai pengganti antena bertongkat/berpentul. Akan lebih baik jika antena sirip hiu tadi tidak punya list karet dibawahnya, jadi sekalian sebodi dengan bodi mobil, tetapi untuk yang standarnya sudah bersirip hiu akan full sewarna bodi tanpa list karet.
  3. Printed-GlasAntenna. Kalo kalian pernah bertanya-tanya dimana antena diatap pada suatu mobil tapi tidak ketemu, maka kemungkinan antena tersebut ada dikaca. Jika peletakannya dikaca belakang maka cari yang seperti elemen defogger tapi arahnya tidak horizontal (bisa vertikal atau diagonal) atau jika dikaca samping cari yang bergaris terutama di kaca samping belakang.
  4. Motorized Antenna. Antena ini paling tidak direkomendasikan. Kok bisa? Pertama, kalo patah biayanya mahal bisa sampai jutaan, tidak seperti antena tarik yang kalo patah paling mahal ratusan ribuan. Kedua, Antena ini punya musuh yaitu debu dan ketika musim dingin lebih mudah seret. Ketiga, perawatannya cukup rumit karena terdiri dari banyak komponen termasuk roda gigi/gear yang harus selalu dilumasi.
  5. Digital Antenna. Antena ini terletak didalam mobil dibalik kaca depan. Sayangnya antena ini tidak selalu bisa menangkap sinyal dengan sempurna jika kaca film di kaca depan mobil mengandung logam.
Berikut ini adalah beberapa mobil dengan jenis antena yang diusung sesuai nomor diatas:

  1. Honda Brio, Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Daihatsu Gran Max, Toyota Corolla 1997, Mazda 626 90-an (lupa persisnya), Suzuki APV, Isuzu Panther.
  2. Honda HR-V, Toyota Yaris, Nissan Grand Livina, Honda Freed, Toyota Harrier, Suzuki Ertiga.
  3. Toyota Camry, Toyota Corolla Altis, Honda Civic Gen8-Gen9, BMW X1, Mitsubishi Lancer EVO VIII-IX, Lexus IS300.
  4. Hyundai Avega 2007, atau semua mobil yang punya antena selain diatap.
  5. Antena ini dijual terpisah jadi semua mobil dapat menggunakan antena jenis ini.
Demikian sedikit ulasan mengenai jenis antena yang dipakai. Silakan komen dengan sopan kalau ada yang ingin ditanyakan. Selamat beraktivitas kembali.

Monday 4 December 2017

MB OH 1526 OG vs MB OH 1526 NG

Kembali lagi di blog ini, masih tentang komparasi dan kali ini mengenai salah satu chassis MB yaitu MB OH 1526.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Mercedes-Benz mengeluarkan varian terbaru setelah OH 1525 yaitu OH 1526. Ya ada sedikit modifikasi, yang paling mudah diketahui adalah pada mesin. Mesinnya sama tapi ada kenaikan tenaga sekitar 10HP.

Pertama kali masuk Indonesia, chassis OH 1526 ini 'katanya' punya suspensi yang keras sehingga agak tidak nyaman terutama jika menyangkut kenyamanan penumpang, jadi MB memodifikasi ulang sehingga chassis ini punya suspensi yang lembut tapi tidak sampai rentan patah. Perbedaan antara OH 1526 yang pertama kali dengan modifikasi ulang terletak pada tongkat persneling. Jika yang pertama kali bentuknya lurus, maka yang modif ulang bengkok bersudut. Selanjutnya MB meluncurkan kembali chassis ini tapi dengan beberapa pembaruan atau minor change, mungkin karena laku keras di pasaran. Beberapa orang menyebutnya OH 1526 NG atau New Generation.

Lantas apa perbedaan antara OH 1526 OG atau generasi lama dengan OH 1526 NG? Sekilas tidak ada perbedaan apalagi kalau sudah dibaju, tapi bagi yang suka intip kolong maupun interior akan terlihat perbedaannya. Apa itu?
  1. Setir. Setir OH 1526 NG sudah berpalang empat sedangkan versi OG masih berpalang dua seperti OH 1525.
  2. Chassis. Kapan-kapan kalo bertemu bus yang kalian tahu berchassis OH 1526 NG, cobalah perhatikan rangka didekat gandar belakang. Ada dua perbedaan yang mencolok, yaitu gardan dan stabilizer. Untuk OH 1526 NG, gardannya bulat halus dan sambungan stabilizer lebih simpel, sedangkan versi OG punya gardan yang berkisi dan sambungan stabilizer yang agak rumit.
Kali ini ada gambarnya, tapi ini untuk chassisnya saja sebagai penjelas. Silakan lihat:

OH 1526 OG

OH 1526 NG

Masihkah ada lagi perbedaannya? Pasti ada tapi mungkin tidak terlihat.

Demikian sekilas perbedaan OH 1526 OG vs NG. Sampai bertemu lagi.