Sunday 28 August 2016

Bus di GIIAS 2016 (Bagian2): Adiputro

Entri ini adalah entri lanjutan dari "Bus di GIIAS 2016 (Bagian1): Adiputro" dan entri ini masih berisi tentang produk Adiputro, hanya saja entri ini berisi tentang produk bus medium dan minibus yang lazim disebut "elf". Untuk bus mediumnya, Adiputro masih tetap mengusung nama Jetbus2+ MD, hanya saja interiornya terlihat seperti interior Bus Transjakarta, baik itu tempat duduk maupun pegangan untuk penumpang yang berdiri. Bus ini menggunakan chassis Hino FC190. Sedangkan untuk minibus, Adiputro mengandalkan Jetbus MCT dan Jumbo Jetbus2+ MC. Jetbus MCT sendiri adalah campuran dari Jetbus2+ MD dan Jumbo Jetbus2+ MC (chassis seperti chassis yang dipakai untuk Jetbus2+ MD tapi bajunya seperti Jetbus2+ MC dan lebih besar), sementara Jumbo Jetbus2+ MC sendiri pakai chassis yang biasa dipakai untuk elf tapi bajunya punya banyak kemiripan dengan Jetbus MCT. Namanya juga Medium Coach hehehe. Berikut ini adalah foto-foto bus medium dan bus mini beserta interiornya, lalu akan ada entri berikutnya berisi tentang produk dari Karoseri Laksana, jadi jangan lewatkan ya....


Adiputro Jetbus2+ MD

Adiputro Jumbo Jetbus2+ MC


Friday 26 August 2016

Bus di GIIAS 2016 (Bagian1): Adiputro

Terima kasih untuk menyempatkan diri untuk membaca entri ini dan entri sebelumnya. Kali ini Saya akan mengulas sedikit mengenai bus yang dipamerkan di GIIAS 2016 yang berlokasi di BSD.
  • Adiputro Jetbus2+ SuperHighDeck Luxury Coach
Pada pameran GIIAS 2016 kemarin, ada dua unit bus Adiputro yang dipamerkan, yaitu Luxury Coach dan Skyview Coach. Untuk Luxury Coach, mesin yang diusung adalah J08E-UF yang dipasang pada chassis Hino R260 yang GVM-nya sebesar 14.2 ton (dibawah minimal yakni 18 ton, plus penulis lebih suka menyebutnya GVM atau Gross Vehicle Mass karena satuan berat bukan kilogram, melainkan Newton, tapi abaikan saja karena sudah terlalu umum hehehe) serta mesin 7.684 cc dengan tenaga 260 PS/2500rpm dan torsi 76 KGM/1500rpm.  Kalo dilihat sekilas, pembaca (terutama pecinta bus) berpikir bahwa ini seperti bus yang dipamerkan pada GIIAS 2015. Tentu saja ini wajar, tapi jika diperhatikan lebih jauh, pembaca akan menemukan perbedaan yang paling mencolok pada bagian belakang dan kaki-kaki, serta pada bagian atas jika melihat bus ini dari atas, atau dari samping tapi agak jauh. Bedanya ada pada kap mesin, kisi dibawah kaca belakang, letak pendingin kabin bus, dan penggunaan suspensi udara yang sudah masuk spek. Silakan cermati bedanya ya...
 Gambar1, Luxury Coach

 Gambar2, Zhafira Jetbus2+ HD
Gambar3, Sumber Jaya Trans Jetbus2+ SHD
Gambar2 dijadikan referensi untuk perbandingan air intake dengan Gambar1, sedangkan Gambar3 dijadikan referensi untuk perbandingan kap mesin dengan Gambar1. Jika diperhatikan, air intake pada Gambar2 (persegi hitam) terletak dibawah kaca belakang, sejajar dengan pintu darurat, sedangkan pada Gambar1, air intake (kemungkinan) ada diatas intake AC, karena disebelah kiri tidak ada intake kecil seperti itu. Nah, untuk perbandingan kap mesin antara Gambar1 dengan Gambar3, tinggi kap mesin hanya sampai lampu belakang tetapi lebih tinggi sedikit, sedangkan pada Gambar1, pembaca akan teringat pada salah satu bus di pameran GIIAS 2015 lalu: Jetbus2+ SDD. Perbedaan berikutnya ada pada letak AC. Biasanya, letak AC akan ada diatap, tapi untuk Luxury Coach, letaknya nyatu dengan mesin. Apakah tidak kepanasan ya? Selama pemisahnya adalah isolator yang baik, tentu AC nya tidak akan ikut panas.
Berikut ini adalah gambar bus Luxury Coach pada bagian interior. Berikutnya... Skyview Coach, dan untuk medium-bus dan minibus silakan lihat 'Bus di GIIAS 2016 (Bagian2): Adiputro'.

  • Adiputro Jetbus2+ SHD Skyview Coach
Mengapa bus yang satu ini disebut Skyview Coach? Alasannya adalah pembaca dapat melihat kelangit meskipun didalam bus! Mirip seperti mobil yang punya Sunroof. Letak pendingin kabin? Sama seperti Luxury Coach, tepat diatas mesin. Bus ini berdapur pacukan DC13-107 pada chassis Scania K410 IB dengan kapasitas mesin +- 13L yang mampu memuntahkan tenaga 410 hp/1900rpm dan menorehkan torsi 2000 nm/1000-1350 rpm (http://www.busnesia.com/2015/11/bus-scania-k410-opticruise-po-satria.html) serta GVM 25 ton.

Saturday 20 August 2016

MB OH 1836 with Scania K360IB

Hari ini, sesuai janji penulis, penulis akan menjelaskan perbedaan MB OH 1836 dengan Scania K360IB dari tampilan eksterior. Sebelumnya akan ada pendahuluan ya... Chassis OH 1836 punya GVM sebesar 18.5 ton, sedangkan mesinnya mampu memuntahkan tenaga 360 hp, sama seperti Scania K360IB tapi GVM lebih rendah 1 ton daripada K360IB. Dari sini disimpulkan bahwa OH 1836 kalah dalam daya angkut tapi menang dalam hal rasio mass to power (MTP) dimana MTP OH 1836 sebesar 50+(500/36), artinya 1 hp tanggung beban semassa 50+(500/36) kg (seberat +- 500 Newton), lebih rendah 100/36 kg dibandingkan K360IB. Kelebihan OH 1836 yang lainnya adalah harga dan biaya perawatan yang lebih murah karena chassis ini bersifat CKD (Completely Knock Down) alias rakitan lokal, sementara K360IB bersifat CBU (Completely Build Up) alias didatangkan langsung dari Negara asal pabrikan, yaitu Swedia.

Akan tetapi, untuk pengereman, keduanya telah menggunakan cakram ventilasi. Keduanya lulus uji emisi setara Euro3, yang tidak sebanding dengan kualitas solar di Indonesia, dimana hanya mesin dengan kelulusan uji emisi Euro2 yang tangki solarnya boleh diisi dengan solar tersebut. Tapi, apa bisa mesin Euro3 diisi solar Euro2? Bisa, tapi umur komponen akan pendek pastinya.

Nah, sekarang tentang cara membedakan kedua chassis diatas. Ketika belum berbaju, pasti dapat menemukan perbedaan yang mencolok, tapi bagaimana membedakan kedua chassis ini jika berbaju dengan varian yang sama? Mungkin ini bisa membantu:
1.Pada bus berchassis OH 1836 , biasanya akan ditemukan kisi persegi dibawah pintu darurat (kecuali untuk bus NPM RS New Skyliner HD yang akan dipost dan bus lainnya, tidak ditemukan kisi persegi tersebut). Sementara pada bus berchassis K360IB, dibawah pintu darurat ada pintu bagasi (biasanya jadi tempat bersemayamnya aki).
2.Jarak spakbor belakang dengan bawahnya pintu darurat. Untuk OH 1836, jaraknya kurang lebih sama dengan Hino, baik itu R260 atau RN285, sedangkan K360IB, jaraknya agak lebih lebar dibandingkan OH 1836.
3.Posisi tutup tangki solar. Untuk OH 1836, letaknya di spakbor depan, sedangkan untuk K360IB, letaknya diantara pintu depan dengan spakbor depan. Catatan: Beda varian bodi belum tentu sama posisinya.
4.Total pintu bagasi (tidak termasuk yang dibawah pintu darurat). Keduanya punya total pintu bagasi yang sama jumlahnya (jika keduanya berbaju AP tipe Super HD), tapi berbeda jika berbaju Tentrem. Contoh: Bus Harapan Jaya berbaju Tentrem Scorpion X. Untuk chassis OH 1836, pintu bagasi barang ada 8 (kiri-kanan=4), sedangkan untuk K360IB, kiri-kanan masing-masing 3, jadi totalnya 6.
Berikut ini pic bus NPM RS New Skyliner HD OH 1836

dan ini pic bus K360IB yang sekarang jadi milik Pandawa 87